Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2009

Mei hampir berakhir dan berganti bulan Juni. Yang selalu kuingat dari bulan Juni adalah tanggal 5. Ya, Hari Lingkungan Hidup Sedunia atau dalam bahasa bulenya,World Environment Day. Penetapan World Environment Day ini dimulai sejak Konferensi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) tentang lingkungan 

perubahan iklimhidup di Stockholm pada tahun 1972. Pada tahun yang sama dibentuk UNEP (United Nations Environment Program) yang bertanggung jawab terhadap peringatan World Environment Day setiap tahunnya di berbagai negara. Tema hari lingkungan hidup sedunia 2009 yang disesuaikan dengan kondisi di Indonesia kali ini adalah “Bersama Selamatkan Bumi Dari Perubahan Iklim”.
Hari Lingkungan Hidup Sedunia selalu menjadi perayaan yang gegirisi(mengerikan) buat Saya. Termasuk ketika tahun ini mengangkat tema perubahan iklim. Perubahan iklim disebabkan oleh ketergantungan kita dalam penggunaan bahan bakar yang berasal dari fosil seperti batu bara, minyak bumi dan gas bumi yang mengakibatkan meningkatnya suhu di permukaan bumi. Hal ini membawa akibat seperti mencairnya tudung es di kutub, meningkatnya suhu lautan, kekeringan yang berkepanjangan, penyebaran wabah penyakit berbahaya, banjir besar-besaran, coral bleaching dan gelombang badai besar.
Dan dengan berat hati harus saya sampaikan bahwa mau tidak mau, kita (orang Indonesia) yang akan terkena dampak paling awal dan paling besar. Kenapa? Karena kita berada di negara pesisir pantai, negara kepulauan, dan negara yang kurang berkembang. Sebagai contoh, diperkirakan pada tahun 2070 sekitar 800 ribu rumah yang berada di pesisir harus dipindahkan dan sebanyak 2.000 pulau di Indonesia akan tenggelam akibat naiknya air laut. Rumah saya yang berjarak 6 km dari bibir pantai dengan ketinggian 1 meter dpl, pastinya masuk dalam golongan tersebut.
Selain mendesak Pemerintah untuk menggunakan energi terbarukan seperti matahari, air dan angin yang lebih ramah lingkungan, untuk mengatasi ancaman perubahan iklim tersebut kita juga perlu melakukan penghematan energi listrik, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan memaksimalkan penggunaan kendaraan umum, menghentikan penebangan dan pembakaran hutan, serta melakukan penanaman pohon di lingkungan sekitar.
Perubahan iklim jelas menyengsarakan kehidupan umat manusia. Oleh karena itu, sudah saatnya kita, pemerintah, industri dan masyarakat, bahu-membahu berupaya untuk menghambat terjadinya perubahan iklim. Padahal, menurut laporan ADB (Bank Pembangunan Asia), ”The Economic of Climate Change in Southeast Asia: A Regional Review” menyebutkan bahwa penyumbang terbesar emisi gas-gas rumah kaca di Asia Tenggara adalah Indonesia, yaitu sebesar 59 persen. Sebuah prestasi yang layak kita pertahankan?
http://korananakindonesia.wordpress.com/2010/06/01/hari-lingkungan-hidup-se-dunia.

Category:

0 komentar:

Posting Komentar